KMP Gunung Palong Tidak Operasional, Pengaruhi Kelancaran Arus Transportasi 3 Kecamatan Belitang

Parlemen, Ragam861 Dilihat

Sekadau, (Indoekspose.id) – Kendaraan umum dan pribadi terpaksa mengantre hingga tujuh hingga delapan jam di penyeberangan Sungai Ayak kecamatan Belitang Hilir menggunakan ponton milik PT. Parna Agro Mas. Hal ini disebabkan tidak operasionalnya Kapal Ferry KMP Gunung Palong setelah ponton penyangga mengalami kebocoran dan karam. Sebagai alternatif, pengguna jasa penyeberangan terpaksa menggunakan ponton milik PT Parna Agro Mas yang sebenarnya dikhususkan untuk truk pengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dan crude palm oil (CPO).

Anggota DPRD Kabupaten Sekadau dari Fraksi Partai NasDem, Efa Fras, menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah menyerahkan permasalahan ini kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sekadau. Ia menegaskan pentingnya penanganan segera, terlebih menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Pemerintah daerah telah menganggarkan Rp100 juta untuk menyewa ponton baru sebagai solusi sementara, sambil memperbaiki ponton lama,” ujar Efa Fras. Legislator dapil 3 Belitang tersebut meminta dinas terkait untuk segera bertindak demi kelancaran transportasi masyarakat di tiga kecamatan Belitang.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sekadau, Hermansyah, menjelaskan bahwa kondisi pelensengan dermaga yang masih terendam air Kapuas turut memperumit situasi. Ia menambahkan bahwa lambung KMP Gunung Palong berisiko mengalami kerusakan apabila merapat ke dermaga dalam kondisi saat ini.

Hermansyah mengakui bahwa dana sebesar Rp100 juta memang telah dialokasikan untuk menyewa ponton. Namun, ia mengungkapkan beberapa kendala yang membuat eksekusi sulit dilakukan:

  1. Kondisi Ponton Lama: Ponton lama saat ini dikandaskan di daratan karena kebocoran di bagian bawah belum diperbaiki. Untuk perbaikan menyeluruh, ponton harus didocking ke Pontianak.
  2. Risiko Tenggelam: Jika ponton dipindahkan ke lokasi lain, ada risiko tenggelam kembali seperti yang terjadi pada September lalu.
  3. Minim Lokasi Penempatan: Setelah dikandaskan, tidak ada lokasi alternatif untuk menyimpan ponton jika dipindahkan.

Hermansyah juga menyebut bahwa biaya sewa ponton cukup tinggi, yaitu Rp35-40 juta per bulan untuk ukuran lebar 8 meter dan panjang 25 meter. Selain itu, pemasangan ramp door memerlukan tambahan biaya Rp25 juta, sementara mobilisasi ponton dari Pontianak ke Sungai Ayak membutuhkan dana Rp50 juta pulang-pergi.

“Kami terus berupaya mencari solusi, termasuk menjalin koordinasi dengan perusahaan terdekat yang memiliki ponton untuk membantu. Namun hingga kini, belum ada informasi mengenai ketersediaan ponton yang dapat disewa,” jelasnya.

Herman berharap masalah ini dapat segera teratasi mengingat semakin padatnya arus lalu lintas menjelang perayaan Nataru, terutama di penyeberangan Kecamatan Belitang Hilir. (asm)


Editor: Asmuni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *