Pj. Ketua Dekranasda Kalbar Apresiasi Pertunjukan Tari Genosida “Refleksi Peristiwa Mandor 28 Juni 1944”

Kalbar13 Dilihat

PONTIANAK, (Indoekspose) – Penjabat Ketua Dekranasda Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP., M.Si., menghadiri pertunjukan tari genosida bertajuk “Refleksi Peristiwa Mandor 28 Juni 1944″ yang digelar di Selasar Aula Gedung Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat, Jumat malam (18/10/2024).

Dalam sambutannya, Windy menyampaikan apresiasi tinggi terhadap pertunjukan tersebut, yang dinilainya sangat luar biasa, tidak hanya dari segi seni gerak, tetapi juga dari cerita dan nilai-nilai yang terkandung dalam tarian itu.

“Lewat pertunjukan ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, serta saya selaku Penjabat Ketua Dekranasda, sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang mampu menyampaikan pesan-pesan penting kepada masyarakat, khususnya generasi muda Kalimantan Barat. Harapan kami, mereka dapat lebih memahami sejarah daerahnya, seperti Peristiwa Mandor ini,” ungkap Windy.

Peristiwa Mandor yang terjadi pada 28 Juni 1944, lanjut Windy, merupakan salah satu tragedi kelam yang dialami masyarakat Kalimantan Barat. Pada masa itu, banyak tokoh intelektual dan politik dibunuh oleh tentara Jepang.

Windy juga mengungkapkan keterkaitan pribadi dengan peristiwa tersebut, menceritakan bahwa salah satu korbannya adalah kakeknya, yang merupakan seorang kepala sekolah, ketua organisasi besar di Singkawang, serta aktif dalam bidang seni dan olahraga. Kakeknya diculik oleh tentara Jepang saat sedang mengajar di sekolah.

Melalui kegiatan yang memperkenalkan sejarah seperti ini, Windy berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat Kalimantan Barat, serta membangkitkan semangat generasi muda untuk turut berperan dalam membangun daerahnya.

“Dari sisi seni budaya, saya berharap semakin banyak cerita daerah yang diangkat, agar masyarakat lebih mengenal Kalimantan Barat, seperti halnya legenda-legenda yang terkenal di daerah lain. Tragedi Mandor ini nyata, dan ada makam massal yang bisa kita saksikan, tempat korban kekejaman Jepang dimakamkan,” tambah Windy.

Sebagai informasi, Peristiwa Mandor Berdarah yang terjadi pada 28 Juni 1944 adalah pembantaian massal oleh tentara Jepang di daerah Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Tragedi ini menewaskan lebih dari 21.000 orang, termasuk para tokoh intelektual dan politik setempat. Hingga saat ini, tanggal 28 Juni diperingati sebagai Hari Berkabung Daerah di Kalimantan Barat. (adpim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *